Minggu, 31 Januari 2010

KOTORAN YANG DIPAKAI BUAT BERSIH-BERSIH

Kata orang ada tiga hal yang pembuatannya tidak ingin mereka lihat, yaitu: undang-undang, sosis dan sabun. Mengenai sabun, saya merasa penting membahasnya sehubungan dengan profesi saya sebagai guru mengingat hal ini merupakan materi pelajaran IPA SMP kelas 8.

Sabun yang dipakai buat bersih-bersih itu dibuat dalam keadaan yang serba kotor, misalnya orang-orang Romawi membuat sabun dengan cara mencampurkan kapur basah dengan abu kayu yang masih panas kemudian diaduk sampai rata. Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam air panas lalu dicampur dengan beberapa potong lemak domba dan dididihkan selama beberapa jam sampai terbentuk buih berwarna coklat di atasnya. Selanjutnya campuran tersebut didinginkan sampai padat lalu dipotong-potong. Itulah yang disebut sabun.

Saat ini banyak sekali macam sabun mulai dari yang padat, cream ataupun bubuk dengan beraneka aroma wewangian. Ya, sabun masa kini sudah sangat dimurnikan lalu ditambah dengan bahan pengisi, pewarna, farfum, agen anti bakteri dan sebagainya.

Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan alkali (basa kuat). Lemak merupakan senyawa organik sedangkan alkali merupakan senyawa anorganik, sehingga molekul sabun mempunyai dua kaki yaitu: sebuah kaki organik yang senang bergandengan dengan bahan-bahan organik berminyak, dan sebuah kaki anorganik yang senang bergandengan dengan air. Itu sebabnya sabun mempunyai kemampuan tiada banding dalam menarik kotoran berminyak dari tubuh atau pakaian ke dalam air. Sifat inilah yang menyebabkan sabun digunakan untuk bersih-bersih.

Selain sabun kita mengenal detergen. Detergen dibuat dari bahan LAS atau ABS yang direaksikan dengan basa (natrium hidroksida). LAS (Lauryl Alkyl Sulphonate) dan ABS (Alkyl Benzena Sulphonate) merupakan produk berbahan dasar minyak bumi. Detergen yang dibuat dari bahan dasar LAS lebih aman karena lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Baik sabun maupun detergen mengandung surfaktan (surface active agents) yaitu suatu zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan air sehingga air mudah membasahi permukaan benda kemudian menarik kotoran benda tersebut ke dalam air. Surfaktan yang biasa digunakan adalah sodium lauryl sulphate (SLS) atau sodium lauryl ether sulphate (SLES) atau dapat juga digunakan sodium dodecyl sulphate atau ammonium lauryl sulphate.

Perbedaan antara sabun dan detergen dalam penggunaannya adalah: sabun lebih mudah diuraikan oleh bakteri sedangkan detergen sukar diuraikan oleh bakteri pengurai. Kelebihan detergen dibanding sabun adalah molekul tetergen tidak bereaksi dengan ion calsium dan ion magnesium dalam air sadah sehingga detergen dapat digunakan untuk mencuci dengan air sadah (air yang mengandung ion kalsium dan magnesium).

Referensi: Buku Einstein Aja Gak Tau karangan Robert L. Wolke

0 komentar :

 

Arsip Blog

Thank You Myspace Comments

Entri Populer